Tips Memilih Lokasi Mendirikan Tenda
Mendaki gunung rasanya kurang lengkap jika tidak membawa perlengkapan yang satu ini, tenda. Ketika melakukan pendakian, terlebih gunung-gunung yang memiliki ketinggian di atas 2000 mdpl, idealnya tenda menjadi piranti wajib sebagai perlindungan dari hujan, cuaca dingin, atau bahkan dari serangga yang bisa melukai pada saat istirahat memulihkan tenaga.
Tenda-tenda pendaki di pos 3 Merbabu jalur Selo |
Meskipun ada juga pendaki yang memilih beristirahat cukup dengan beralaskan matras dan sleeping bag (pendaki jaman dulu untuk tujuan nge-track, hehehe), sah-sah saja, selama si pendaki nyaman dan tahu keadaan fisiknya masing-masing.
Lalu bagaimana lokasi yang ideal untuk mendirikan tenda? Berikut ini tips mendirikan tenda di gunung.
1. Pilih tempat yang datar dan rata
Tujuannya adalah untuk kenyamanan saat beristirahat. Di samping itu, tempat yang tidak datar dengan kondisi tanah yang cukup miring juga dirasa kurang baik. Selain menyusahkan dalam mengatur barang di dalam tenda, juga bisa membuat tenda menahan beban barang bawaan pada salah satu sisi tenda. Selain rata, usahakan memilih tempat yang tidak berbatu, karena akan membuat alas tenda menjadi tidak awet. Dan pastinya tidur pada kondisi tanah yang miring akan kurang nyaman, bisa-bisa kamu menggelinding keluar tenda..
Space yang luas dan rata membuat istirahat di tenda lebih nyaman |
2. Pilih tempat yang aman dari terpaan angin badai
Badai di gunung memiliki potensi bahaya bagi pendaki dan berdampak kurang baik pada keawetan tenda.
Pada beberapa puncak gunung, kami pernah menemukan papan peringatan yang menyarankan agar pendaki tidak mendirikan tenda di puncak. Loh kenapa ya?
Ternyata diketahui bahwa di puncak lebih rentan terkena terpaan langsung dari angin badai, ketimbang lokasi yang berada di bawahnya.
Kenapa bisa begitu?
Iya, untuk puncak yang kurang luas, selain hanya dapat menampung sedikit tenda, alasan berikutnya adalah kondisi puncak yang tidak terdapat perlindungan misalnya pepohonan sebagai penangkal laju badai, sehingga kencangnya angin badai bisa langsung menghantam tenda.
Kondisi puncak yang sempit dan tidak terdapat tempat berlindung dari badai memungkinkan terdapat potensi bahaya bagi keselamatan si pendaki.
Angin di puncak juga cenderung lebih besar dibandingkan dengan angin badai di lokasi yang lebih rendah di bawah puncak, dan akan mendapat situasi paling sulit ketika ada badai gunung karena minim tempat berlindung.
Sepasang tenda berdampingan di gunung Sindoro |
Namun tidak semua puncak gunung memiliki potensi dampak buruk, tergantung dari karakteristik puncak masing-masing gunung yang tentunya memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Lokasi yang kurang baik berikutnya adalah tempat di atas tebing. Tempat ini masih memungkinkan badai/angin langsung menghantam tenda. Pertimbangan lainnya adalah tempat yang sempit akan menyulitkan evakuasi barang dan proses packing barang jika kondisi cuaca semakin memburuk dan mengharuskan turun ke tempat yang lebih aman.
Maka disarankan sebaiknya memilih tempat yang masih terdapat pepohonan di sekitar tenda, dengan ketinggian pohon minimal sama dengan tinggi tenda. Hindari juga tempat yang berada di atas tebing. Memilih lokasi yang berada di antara 2 bukit atau di samping bukit juga bisa menjadi pilihan untuk mendirikan tenda.
Ketika mendaki di musim hujan, besar kemungkinan akan menemui kondisi angin besar atau badai gunung. Keputusan mendirikan tenda di sekitar pohon-pohon tinggi itu baik saja, karena akan mengurangi terpaan angin agar tidak langsung mengenai tenda. Namun perlu memperhatikan kondisi pohon-pohon di sekitar, apakah terdapat pohon yang sudah tua yang mungkin saja bisa roboh ketika angin besar datang. Bayangkan, bagaimana jika saat tidur nyenyak di dalam tenda tiba-tiba ada pohon roboh yang menimpa tenda. Apalagi sampai melukai yang ada di dalam tenda. Pasti kita tidak menginginkan hal ini terjadi...
Pohon tumbang di jalur Cetho Lawu |
4. Pilih tempat yang aman dari longsor
Potensi bahaya yang bisa saja terjadi berikutnya adalah di bawah bukit yang gundul dari pepohonan, terlebih tanah bertipe labil dan basah pada musim penghujan. Meskipun belum pernah terjadi kecelakaan yang disebabkan karena longsoran tanah di gunung, namun potensi itu tetap ada dan sebaiknya menjadi pertimbangan demi keselamatan pendaki.
Menikmati perjalanan pendakian itu baik, namun juga jangan terlalu terlena dengan keindahannya sehingga tidak waspada.
Alam terkadang bisa tampak terlihat ramah, tetapi bisa juga menjadi potensi bahaya.
Tentu kita semua berharap semoga tidak bertambah lagi kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di gunung.
Post a Comment