Menyusuri Air Terjun Seloprojo yang Masih Virgin di Lereng Gunung Telomoyo
Penat dgn pekerjaan? alangkah baiknya meluangkan waktu utk jeng2 ke obyek wisata ini, air terjun Seloprojo.
Rasanya masih asing di telinga (atau mungkin memang saya yang terlalu kuper maybe, hihihi)
air terjun ini berada di lereng gunung telomoyo. Tepatnya di wilayah kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Di lereng gunung Telomoyo juga masih terdapat 2 air terjun lain yang menurut saya lebih dulu populer, hehe, yaitu air terjun Kalipancur dan air terjun Sekar langit.
Namun perjalanan kali ini rasa penasaran membawa kami ke Seloprojo yg terletak di sisi barat gunung telomoyo.
Dari Salatiga, kami berangkat pukul 11.45 wib. Bersama rombongan keluarga kami pun memulai perjalanan ke arah obyek wisata Kopeng.
Sampai di persimpangan tiga dimana terdapat pom bensin mini, kami memilih belok kanan, disitu terdapat plang petunjuk arah ke kalipancur (air terjun yg berada di sisi timur gunung telomoyo).
Jalan yang dilewati sudah beraspal meskipun sudah mulai sedikit berlubang. Pesona gunung merbabu di sebelah kiri dan gunung telomoyo di sebelah kanan pun memanjakan mata. Ditambah saat itu langit tampak biru bersih.
Terus mengikuti jalan, kemudian kami bertemu lagi plang petunjuk bertuliskan arah kanan ke kalipancur, nah kami pilih jalan arah lurus saja.
Tak berapa lama kami melewati gerbang untuk menuju puncak gunung telomoyo. Sampai di desa Pandean kita disuguhi imutnya gunung telomoyo dari dekat. Sepeda motor kami berjalan pelan pelan saja mengikuti arah menuju Grabag.
Setelah berjalan kurang lebih 1 jam, akhirnya kami sampai di desa Seloprojo. Desa tersebut begitu asri, alam serta suasana desanya begitu damai dan tenang.
Dari jauh sebelum masuk desa, air terjun sudah tampak menyambut kedatangan kami bak tamu istimewa.. hihiihi..
Untuk masuk ke lokasi, cukup membayar biaya parkir sekitar Rp. 3000 per motor, yg pengelolaan masih dilakukan secara swadaya oleh penduduk setempat.
Belum terdapat warung maupun sarana seperti toilet umum yg disediakan bagi pengunjung.
Jalan yg dilalui pun masih berupa jalan setapak melewati pinggir ladang milik warga.
Ini menunjukkan bahwa air terjun Seloprojo masih asli.
Kolam dan aliran sungai yang mengalir juga tampak jernih, dan tidak terdapat sampah.
Bagi masyarakat sekitar, keberadaan air terjun ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga, serta irigasi untuk ladang dan beberapa petak sawah masyarakat.
Semoga air terjun Seloprojo ini tetep terjaga kebersihannya, dan terjaga dari tangan-tangan yg tidak bertanggung jawab..
So mari menjaga lingkungan, dan jangan buang sampah sembarangan yaa.....
Rasanya masih asing di telinga (atau mungkin memang saya yang terlalu kuper maybe, hihihi)
air terjun ini berada di lereng gunung telomoyo. Tepatnya di wilayah kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Di lereng gunung Telomoyo juga masih terdapat 2 air terjun lain yang menurut saya lebih dulu populer, hehe, yaitu air terjun Kalipancur dan air terjun Sekar langit.
Namun perjalanan kali ini rasa penasaran membawa kami ke Seloprojo yg terletak di sisi barat gunung telomoyo.
Dari Salatiga, kami berangkat pukul 11.45 wib. Bersama rombongan keluarga kami pun memulai perjalanan ke arah obyek wisata Kopeng.
Sampai di persimpangan tiga dimana terdapat pom bensin mini, kami memilih belok kanan, disitu terdapat plang petunjuk arah ke kalipancur (air terjun yg berada di sisi timur gunung telomoyo).
Jalan yang dilewati sudah beraspal meskipun sudah mulai sedikit berlubang. Pesona gunung merbabu di sebelah kiri dan gunung telomoyo di sebelah kanan pun memanjakan mata. Ditambah saat itu langit tampak biru bersih.
Terus mengikuti jalan, kemudian kami bertemu lagi plang petunjuk bertuliskan arah kanan ke kalipancur, nah kami pilih jalan arah lurus saja.
Tak berapa lama kami melewati gerbang untuk menuju puncak gunung telomoyo. Sampai di desa Pandean kita disuguhi imutnya gunung telomoyo dari dekat. Sepeda motor kami berjalan pelan pelan saja mengikuti arah menuju Grabag.
Setelah berjalan kurang lebih 1 jam, akhirnya kami sampai di desa Seloprojo. Desa tersebut begitu asri, alam serta suasana desanya begitu damai dan tenang.
Dari jauh sebelum masuk desa, air terjun sudah tampak menyambut kedatangan kami bak tamu istimewa.. hihiihi..
Untuk masuk ke lokasi, cukup membayar biaya parkir sekitar Rp. 3000 per motor, yg pengelolaan masih dilakukan secara swadaya oleh penduduk setempat.
Belum terdapat warung maupun sarana seperti toilet umum yg disediakan bagi pengunjung.
Jalan yg dilalui pun masih berupa jalan setapak melewati pinggir ladang milik warga.
Ini menunjukkan bahwa air terjun Seloprojo masih asli.
Kolam dan aliran sungai yang mengalir juga tampak jernih, dan tidak terdapat sampah.
Bagi masyarakat sekitar, keberadaan air terjun ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga, serta irigasi untuk ladang dan beberapa petak sawah masyarakat.
Semoga air terjun Seloprojo ini tetep terjaga kebersihannya, dan terjaga dari tangan-tangan yg tidak bertanggung jawab..
So mari menjaga lingkungan, dan jangan buang sampah sembarangan yaa.....
Post a Comment